METROAULTRA.ID, KONAWE – Kisah perjuangan Mega Sasmita, seorang bidan desa yang bertugas di Puskesmas Besulutu, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, berujung nestapa. Niatnya untuk meningkatkan kompetensi melalui tugas belajar (Tubel) pendidikan profesi kebidanan malah berbuah penahanan gaji yang menjadi haknya sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Mega, yang telah mengabdi sebagai bidan desa, mendapatkan izin Tubel dari Penjabat (Pj) Bupati Konawe Harmin Ramba pada 24 Juni 2024. Dengan semangat tinggi, ia melanjutkan pendidikan di sebuah perguruan tinggi ternama di Kediri, Jawa Timur. Namun, tak disangka, sejak Juli 2024, gajinya ditahan tanpa alasan yang jelas.
“Selama Tubel, saya tidak pernah menggunakan dana dari pemerintah daerah. Semua biaya pendidikan saya tanggung sendiri dari gaji saya. Tapi, tiba-tiba saya tidak lagi menerima gaji,” tutur Mega melalui kuasa hukumnya, La Ode Tamsil, Kamis (5/12/2024).
Penahanan gaji ini pertama kali diketahui Mega pada 19 November 2024, setelah Kepala Puskesmas Besulutu, Hartati, menyampaikan informasi tersebut. Menurut Hartati, penahanan gaji dilakukan atas dasar ketidakaktifan Mega di kantor. Namun, Mega menegaskan bahwa statusnya selama Tubel sudah sesuai prosedur dengan izin resmi dari pemerintah daerah.
La Ode Tamsil, yang kini menjadi kuasa hukum Mega, menyebut kliennya merasa kecewa dan tertekan atas tindakan tersebut. “Penahanan gaji ini tidak memiliki dasar hukum yang kuat. Bahkan, ketika kami mencoba klarifikasi ke pihak-pihak terkait, semua justru melemparkan tanggung jawab,” ujar Tamsil.
Dinas Kesehatan Konawe, melalui Kepala Dinas Mawar Taligana, belum memberikan penjelasan resmi terkait kasus ini. Bahkan, surat pernyataan yang diminta untuk ditandatangani oleh Mega dinilai Tamsil sebagai upaya memojokkan kliennya.
Kasus ini mencuatkan kritik publik terhadap birokrasi yang dinilai tidak mendukung pengembangan sumber daya manusia. Mega Sasmita kini berjuang agar haknya sebagai PNS dipulihkan, sekaligus menuntut keadilan atas perlakuan yang ia terima.
Perjuangan Mega menjadi cerminan bagaimana dedikasi tenaga kesehatan, terutama mereka yang bertugas di daerah terpencil, kerap tidak mendapatkan penghargaan yang setimpal.