Penulis : Nisjayanti MS
|
Editor : Zulkarnain

Kabaena, METROSULTRA.ID – Seorang ibu hamil (Bumil) dari desa Rahantari , Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, terpaksa harus dirujuk ke RSUD Bombana menggunakan kapal kayu tradisional setelah janin dalam kandungannya diduga meninggal dunia.

Peristiwa ini menjadi perhatian publik setelah video evakuasi darurat sang ibu dibagikan melalui siaran langsung akun Facebook R**a Has**ta. Dalam video itu, tampak warga bergotong royong menaikkan ibu hamil yang lemah ke atas perahu kayu bermesin, tanpa tandu medis atau alat penunjang kesehatan lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan Bombana, Darwin, membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengakui bahwa armada ambulans laut yang biasanya digunakan untuk rujukan pasien dalam kondisi darurat sedang mengalami kerusakan.

“Saya sudah konfirmasi ke pihak Puskesmas, dan benar adanya. Pasien dirujuk dalam kondisi darurat, dan memang ambulans laut kami sedang tidak bisa digunakan,” ujarnya, Sabtu (10/5/2025).

Darwin juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Daerah Bombana telah mengalokasikan anggaran untuk menambah dua unit armada ambulans laut pada tahun ini. Armada tersebut dirancang untuk membantu pengantaran pasien maupun jenazah, khususnya bagi warga di wilayah kepulauan seperti Kabaena yang aksesnya terbatas.

“Tahun ini, Insya Allah kami akan menambah dua unit armada ambulans laut. Armada ini akan difungsikan untuk mengantar pasien dan jenazah, terutama di wilayah kepulauan yang sulit dijangkau,” ungkap Darwin.

Ia menjelaskan, ambulans laut yang selama ini digunakan sebenarnya merupakan pengadaan sebelumnya untuk wilayah Poleang Tenggara. Namun karena kondisi mendesak dan banyaknya keluhan dari warga Kabaena, armada tersebut dialihkan sementara.

“Bayangkan, ada warga yang harus membayar Rp18 juta hanya untuk menyewa kapal demi bisa memakamkan keluarganya. Itu sangat memberatkan. Karena itu, ambulans laut tersebut kami operasikan untuk membantu masyarakat di Kabaena,” ujarnya.

Dengan penambahan dua unit armada baru, satu kapal yang saat ini difungsikan di Pulau Kabaena bakal dikembalikan ke Poleang Tenggara. Darwin menambahkan, kapal baru yang akan diadakan memiliki kapasitas lebih besar dan tahan terhadap cuaca ekstrem.

Terkait operasional, Darwin mengakui sempat terjadi kendala, seperti kerusakan saat pengantaran jenazah ke wilayah kepulauan Kabaena. Selain itu, operator kapal sebelumnya juga mengundurkan diri karena kurang menguasai mesin kapal.

“Kami ingin ke depan, operator kapal tidak hanya bisa menjalankan kapal, tapi juga bisa memperbaiki mesin jika ada kendala teknis di laut,” katanya.

Ia menegaskan bahwa proses pengadaan sudah berjalan, dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) telah siap menjalankan tahapan selanjutnya. Sementara itu, armada yang lama tetap dioperasikan secara efektif sambil menunggu kapal baru tiba.

Peristiwa ini menjadi pengingat kuat bahwa pelayanan kesehatan yang memadai adalah hak setiap warga negara, tanpa memandang di mana mereka tinggal. Pemerintah diharapkan segera menuntaskan proses pengadaan armada baru agar tragedi serupa tidak kembali terulang.