Penulis : Zulkarnain

Pulau Sagori di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, bukan sekadar gugusan pasir putih yang dikelilingi laut biru. Di balik keindahan itu, ada kenyataan yang tak banyak diketahui: perjuangan anak-anak pulau untuk menempuh pendidikan formal yang layak.

Setiap pagi, sejumlah pelajar di Sagori harus berjibaku melawan ombak untuk menuju sekolah di daratan. Tak jarang, cuaca buruk membuat mereka absen, tertinggal pelajaran, bahkan terancam keselamatannya. Di pulau kecil yang hanya bisa dijangkau sekitar 30 menit menggunakan perahu motor itu, akses pendidikan bukan hanya soal buku dan guru, tapi juga soal fisik bertahan di hadapan alam.

Dalam resesnya yang digelar belum lama ini, Ketua DPRD Kabupaten Bombana, Iskandar, datang langsung ke Pulau Sagori. Di hadapan warga dan tokoh masyarakat, ia mendengarkan cerita para pelajar yang kerap gagal menyeberang akibat cuaca ekstrem.

“Kita tidak boleh membiarkan anak-anak kita terus tertinggal hanya karena ombak,” ujar Iskandar, dengan nada prihatin.

Menjawab tantangan itu, Iskandar berkomitmen untuk memperjuangkan pembangunan rumah singgah bagi pelajar Sagori di wilayah daratan, agar mereka tak lagi harus pulang-pergi setiap hari. Rumah singgah ini bakal dibangun di kelurahan Sikeli, kecamatan Kabaena Barat dan bakal dirancang sebagai tempat yang aman dan layak bagi siswa-siswa pulau yang menempuh pendidikan di luar pulau mereka.

Tak hanya itu, fasilitas dasar seperti air bersih dan listrik juga masuk dalam daftar prioritas yang akan diupayakan melalui penganggaran daerah. “Pendidikan adalah hak semua anak, termasuk mereka yang hidup di pulau-pulau terpencil seperti Sagori. Kami akan hadir untuk mereka,” tambahnya.

Langkah ini disambut positif oleh warga. “Selama ini kami merasa diabaikan. Semoga ini bukan janji kosong,” kata Ramlah, salah satu orang tua murid.

Pulau Sagori mungkin kecil dalam peta, tetapi semangat anak-anaknya untuk belajar tak bisa diukur dengan jarak. Komitmen para pemimpin daerah seperti Iskandar bisa menjadi awal dari keadilan akses pendidikan bagi semua anak Indonesia — tak peduli di mana mereka tinggal.