Ternate – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, pada Minggu (25/8) dini hari, pukul 03.30 WIT, memicu terjadinya banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate. Bencana ini mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, dua orang mengalami luka-luka, sementara jumlah korban terdampak masih dalam proses pendataan oleh pihak terkait.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengungkapkan bahwa banjir ini menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dengan 10 unit rumah mengalami rusak berat (RB).
Upaya penanganan di lokasi bencana terus dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Ternate, yang telah berkolaborasi dengan instansi terkait untuk mengevakuasi korban dan melakukan kaji cepat dampak bencana.
Koordinasi antara BPBD Provinsi Maluku Utara dan BPBD Kota Ternate terus berjalan guna mempercepat proses penanganan di lapangan. Sejumlah kebutuhan mendesak di lokasi terdampak antara lain tenda pengungsi, light tower, selimut, matras, terpal, kasur lipat, dan sembako.
“Tim yang bertugas juga sedang melakukan pendataan lanjutan untuk memastikan jumlah korban dan tingkat kerusakan yang terjadi,” terang Suharyanto dalam keterangan persnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa potensi hujan dengan intensitas tinggi masih mungkin terjadi di wilayah Kota Ternate dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang terkait kemungkinan banjir susulan.