Bombana, Metrosultra.id – Sebuah ironi terjadi di Desa Lameong-meong, Kecamatan Poleang Barat, Kabupaten Bombana. Gedung Taman Kanak-Kanak (TK) yang telah selesai direhabilitasi sejak empat bulan lalu hingga kini belum bisa digunakan oleh murid dan guru lantaran kuncinya disita oleh kontraktor. Penyebabnya? Dana proyek yang belum dibayarkan oleh pihak terkait.
Berdasarkan informasi yang beredar di media sosial, anak-anak TK yang sebelumnya mengungsi ke gedung Posyandu selama proses rehabilitasi, kini masih belum bisa kembali ke ruang belajar mereka. Gedung sudah rampung, namun tetap tertutup karena kontraktor menahan kunci sebagai bentuk protes atas pembayaran yang belum diterima.
Menurut salah satu pesan yang beredar di grup WhatsApp, seorang warga menyebut bahwa kunci gedung diambil oleh oknum dengan alasan biaya renovasi, termasuk upah tukang dan berbagai kebutuhan proyek, belum dilunasi.
“Kondisi ini tentu sangat merugikan anak-anak dan para tenaga pendidik. Mereka terpaksa tetap menggunakan gedung Posyandu untuk kegiatan belajar mengajar, padahal seharusnya sudah bisa kembali ke tempat yang lebih layak,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Gedung TK yang seharusnya menjadi tempat belajar yang nyaman kini terbengkalai, dan anak-anak terpaksa menumpang di fasilitas yang tidak sepenuhnya mendukung proses pendidikan mereka.
Sementara itu, janji Pj Bupati Bombana untuk menyelesaikan pembayaran proyek sebelum masa jabatannya berakhir masih menjadi tanda tanya. Para pihak terkait diharapkan segera mengambil langkah agar gedung TK tersebut bisa segera difungsikan sebagaimana mestinya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah daerah maupun kontraktor yang bersangkutan terkait kapan penyelesaian pembayaran akan dilakukan dan kapan gedung TK bisa dibuka kembali untuk anak-anak.
Kejadian ini menjadi sorotan dan menuai keprihatinan dari berbagai pihak. Warga berharap agar persoalan ini segera diselesaikan agar hak anak-anak untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak tidak terus dikorbankan.