Metrosultra.id, Kendari – Dalam dunia pendidikan tinggi, terdapat sebuah kisah menginspirasi tentang seorang anak petani yang berhasil mencapai puncak karir sebagai seorang Direktur Kampus.
Sebut saja Ahmad (35) anak kedua dari pasangan suami istri Surasman dan Sumiati warga desa Tirongkotua, kecamatan Kabaena, Kabupaten Bombana. Melalui perjalanan yang penuh perjuangan dan inovasi, anak petani ini telah membuktikan bahwa potensi seseorang tidak terbatas oleh latar belakangnya.
Ahmad tumbuh dan dibesarkan dalam keluarga yang mengandalkan hasil bumi untuk kehidupan sehari-hari. Namun, keinginannya untuk belajar dan meraih impian membawanya meninggalkan ladang keluarganya menuju dunia pendidikan tinggi di Ibukota Provinsi Sulawesi tenggara. Perjuangannya tidaklah mudah, dengan keterbatasan sumber daya dan tantangan finansial yang harus diatasi.
Setelah menyelesaikan pendidikan tingginya, Ahmad tidak hanya mencari pekerjaan, melainkan membawa semangat inovasi ke dunia pendidikan. Dengan melihat tantangan dan kebutuhan masyarakat, ia mengembangkan program-program pendidikan yang revolusioner dan mampu mengatasi masalah-masalah lokal.
Keberhasilannya dalam mengimplementasikan inovasi di dunia pendidikan membuatnya dikenal sebagai pemimpin yang visioner. Ia tidak hanya menjadi Direktur Akademik Kemahasiswaan dan Alumni Kampus Universitas Muhammadyah Kendari, tetapi juga arsitek perubahan dalam sistem pendidikan. Langkah-langkahnya membuktikan bahwa keberhasilan bukanlah hak istimewa dari kalangan tertentu, melainkan hasil dari tekad dan inovasi.