METROSULTRA.ID – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Kabaena Selatan selama tiga jam menyebabkan meluapnya saluran air di Desa Pongkalaero. Akibatnya, sejumlah pekarangan warga tergenang air. Meski demikian, tidak ada rumah warga yang dilaporkan terendam secara langsung.
Penjabat Kepala Desa Pongkalaero, Maswar Amdin, menjelaskan bahwa banjir tersebut dipicu oleh tingginya curah hujan yang turun secara terus-menerus dalam waktu singkat. Saluran air yang ada tidak mampu menampung debit air, sehingga meluap ke area permukiman.
“Tidak ada rumah yang tergenang, air hanya melintasi sejumlah pekarangan warga dan segera surut. Ini murni akibat curah hujan yang cukup tinggi,” ujar Maswar Amdin.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa genangan air sempat mengganggu aktivitas warga, terutama di wilayah yang berada di dataran rendah. Warga tampak waspada dan berjaga-jaga di sekitar rumah mereka, khawatir air akan terus naik.
Diketahui, Desa Pongkalaero, merupakan permukiman penduduk yang sangat dekat dengan kawasan pertambangan nikel. Kondisi ini memicu kekhawatiran masyarakat, mengingat perubahan tata ruang dan lingkungan akibat aktivitas pertambangan diduga turut memperburuk daya serap tanah terhadap air hujan.
Walaupun tidak menimbulkan kerusakan besar, peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya evaluasi sistem drainase dan pengelolaan lingkungan. Warga berharap pemerintah daerah dan pihak perusahaan tambang memberikan perhatian serius terhadap potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
“Saat ini kami tetap siaga. Harapannya ada solusi konkret agar kejadian seperti ini tidak terus berulang,” ujar salah satu warga yang terdampak.
Hingga berita ini diturunkan, genangan air sudah surut dan aktivitas warga mulai kembali normal. Namun, kekhawatiran akan banjir susulan tetap membayangi, terutama di tengah musim penghujan yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.