Penulis : Nisjayanti MS
|
Editor : Nurfadillah

Diketahui, Desa Pongkalaero, merupakan permukiman penduduk yang sangat dekat dengan kawasan pertambangan nikel. Kondisi ini memicu kekhawatiran masyarakat, mengingat perubahan tata ruang dan lingkungan akibat aktivitas pertambangan diduga turut memperburuk daya serap tanah terhadap air hujan.

Walaupun tidak menimbulkan kerusakan besar, peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya evaluasi sistem drainase dan pengelolaan lingkungan. Warga berharap pemerintah daerah dan pihak perusahaan tambang memberikan perhatian serius terhadap potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

“Saat ini kami tetap siaga. Harapannya ada solusi konkret agar kejadian seperti ini tidak terus berulang,” ujar salah satu warga yang terdampak.

Hingga berita ini diturunkan, genangan air sudah surut dan aktivitas warga mulai kembali normal. Namun, kekhawatiran akan banjir susulan tetap membayangi, terutama di tengah musim penghujan yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.