Bombana — Di tengah upaya efisiensi anggaran yang tengah digalakkan Pemerintah Kabupaten Bombana, sebuah langkah mengejutkan sekaligus menyentuh hati datang dari Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin, M.Si. Orang nomor satu di Bombana ini dengan rendah hati mengumumkan bahwa dirinya menghibahkan gaji selama satu tahun penuh untuk membantu masyarakat kurang mampu di wilayahnya.
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bombana, Hj. Fatmawati Kasim Marewa, dalam acara pelantikan dan pengukuhan pengurus PKK serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Bombana periode 2025–2030. Acara itu digelar di Aula Tanduale, Kantor Bupati Bombana, Senin (21/4/2025), dan dihadiri oleh ratusan undangan mulai dari jajaran Forkopimda, tokoh masyarakat, hingga pengurus PKK desa se-Kabupaten Bombana.
Dalam suasana penuh haru dan tepuk tangan apresiatif, Fatmawati mengungkapkan bahwa langkah sang suami bukan hanya sekadar gestur kepedulian, melainkan wujud nyata komitmen seorang pemimpin yang benar-benar berpihak pada rakyatnya. “Bapak Bupati justru menunjukkan keteladanan luar biasa dengan menghibahkan seluruh gajinya selama setahun untuk masyarakat kurang mampu. Ini bukan hanya bentuk kepedulian, tapi juga bukti nyata komitmen beliau terhadap kesejahteraan rakyat Wonua Bombana,” ungkap Fatmawati di hadapan peserta.
Dana hibah tersebut, lanjutnya, akan dikelola melalui program-program strategis PKK Bombana yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Di antaranya program Gerobak Dashat (Dapur Sehat Cegah Stunting), yang difokuskan pada peningkatan gizi balita serta pencegahan stunting sejak dini, dan program One Village One Product, yang mendorong pemberdayaan ekonomi rumah tangga berbasis produk unggulan desa.
Tak hanya itu, sebagian alokasi juga akan diarahkan pada kegiatan-kegiatan sosial lainnya seperti bantuan bagi janda miskin, penyandang disabilitas, serta penguatan usaha mikro kecil (UMK) yang dijalankan perempuan di desa. Dengan demikian, setiap rupiah dari gaji Bupati benar-benar kembali ke masyarakat, menyentuh mereka yang paling membutuhkan.





Langkah mulia ini semakin menegaskan arah kepemimpinan H. Burhanuddin yang sejak awal menjabat dikenal konsisten mengedepankan nilai empati, keberpihakan pada masyarakat, serta membangun sinergi antara pemerintah, desa, dan komunitas lokal. Ia percaya bahwa pembangunan sejati bukan hanya soal infrastruktur fisik, tetapi juga tentang menghadirkan keadilan sosial dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat kecil.
Komitmen tersebut selaras dengan visi pemerintahan yang ia usung bersama jajaran, yakni semangat “Berani, Bersih, Wonuaku.” Slogan itu tak hanya menjadi jargon, tetapi benar-benar diwujudkan dalam aksi nyata. Mulai dari penataan birokrasi yang transparan, pengelolaan anggaran yang efisien, hingga keberanian mengambil keputusan berpihak pada masyarakat meski penuh risiko.
Kebijakan penghibahan gaji setahun ini sontak menuai pujian dari berbagai kalangan. Para tokoh masyarakat, akademisi, hingga warga desa yang hadir dalam acara itu tak segan mengacungkan jempol atas keteladanan sang Bupati. Salah seorang tokoh pemuda Bombana, Muh Amsar, menilai bahwa tindakan Burhanuddin merupakan inspirasi besar yang wajib ditiru pejabat lainnya. “Jarang sekali ada pemimpin yang rela mengorbankan hak pribadinya demi rakyat. Ini bukti nyata kepemimpinan yang tidak hanya bicara, tapi bekerja dan memberi contoh,” ujarnya.
Harapan serupa juga datang dari masyarakat desa yang menjadi penerima manfaat. Mereka berharap dana tersebut benar-benar tersalurkan tepat sasaran, sehingga mampu meringankan beban hidup serta membuka peluang usaha baru.
Di sisi lain, pengamat pemerintahan daerah menilai langkah Bupati Bombana ini bisa menjadi preseden baik bagi kepala daerah lainnya di Indonesia. Di tengah maraknya isu korupsi, pemborosan anggaran, dan rendahnya kepercayaan publik pada pejabat, tindakan Burhanuddin dinilai mampu menghadirkan kembali kepercayaan rakyat kepada pemimpin daerah.
Pada akhirnya, aksi dermawan yang dilakukan Bupati Bombana ini bukan hanya sebatas simbol kepedulian, melainkan cerminan nyata dari pemimpin yang menempatkan rakyat sebagai pusat kebijakan. Lebih dari itu, langkah ini menjadi penegasan bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang keberanian berbagi, ketulusan mengabdi, dan komitmen menjaga marwah Wonua Bombana sebagai daerah yang berdaulat dan sejahtera.