“Bupati tidak pernah mengabaikan peran kepala dinas atau camat. Justru ini kerja kolaboratif, di mana Bupati mengambil bagian pada aspek kontrol akhir, sebagai bentuk akuntabilitas,” katanya.
Andi Usman mengajak publik untuk tidak menilai kebijakan dengan kacamata sinis. Ia menilai bahwa pemimpin yang serius menjaga anggaran publik justru perlu mendapat apresiasi, bukan tudingan.
“Kalau setiap tindakan kehati-hatian dituduh sebagai ambisi kekuasaan, maka akan sulit bagi kita membedakan mana pemimpin yang benar-benar peduli dan mana yang tidak,” tuturnya.
Ia menutup dengan harapan agar masyarakat memberi ruang bagi penilaian objektif, dan tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang mengaburkan niat baik dalam kebijakan.
“Pemimpin yang bertanggung jawab bukan yang populer di semua keputusan, tapi yang berani mengambil langkah tepat meski tak selalu disukai,” pungkasnya.