Rumbia, Metrosultra.id – Polemik mengenai motif Rapa Dara yang belakangan mencuat di Kabupaten Bombana memantik reaksi keras dari kalangan tokoh budaya Pulau Kabaena. Mereka menegaskan, motif tersebut bukan sekadar corak kain, melainkan simbol identitas dan jati diri masyarakat Moronene Kabaena yang harus dijaga dan dilestarikan.
Ketua Kerukunan Keluarga Besar Kabaena (KKBK) Rumbia, Drs. Mohamad Subur, M.Si, mengatakan bahwa penolakan terhadap penggunaan motif Rapa Dara telah menyinggung nilai-nilai kearifan lokal yang justru menjadi fondasi kehidupan masyarakat Moronene sejak lama.
“Rapa Dara adalah simbol yang sarat makna dan filosofi. Ia bukan hanya karya seni, tapi cerminan jiwa dan sejarah masyarakat Moronene Kabaena. Melarang penggunaannya sama saja menghapus sebagian dari identitas kami,” tegas Subur di Rumbia, Kamis (15/10/2025).
Menurutnya, motif Rapa Dara memiliki makna filosofis yang dalam. Kuda sebagai elemen utama motif ini, menggambarkan ketangguhan, kecepatan, dan kehormatan, serta diyakini sebagai pertanda spiritual yang membawa pesan-pesan dari alam.
Subur menjelaskan, Rapa Dara juga telah mendapat pengakuan hukum (HAKI) yang sah sebagai karya budaya daerah. Karena itu, ia menilai sudah sepatutnya pemerintah daerah dan DPRD Bombana bersikap bijak dengan menjadikan Rapa Dara sebagai aset budaya, bukan sumber polemik.
“Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 dengan jelas menyebut bahwa pemerintah daerah wajib mengembangkan objek pemajuan kebudayaan. Jadi Rapa Dara harusnya menjadi kebanggaan, bukan bahan perdebatan,” ujarnya.
Dalam pernyataan sikap bersama yang ditandatangani puluhan tokoh adat, budayawan, dan intelektual muda Moronene Kabaena, mereka juga menyerukan semangat persatuan sebagaimana falsafah leluhur:
Meka to towaani (saling menghargai), Meka ma masiako (saling menyayangi), Mekasuu suungi (saling membantu), dan Mekauda udaniako (saling mengingatkan).
“Kami berharap masyarakat Bombana tidak lagi terpecah hanya karena perbedaan pandangan budaya. Rapa Dara adalah warisan, bukan pemisah. Mari kita rawat bersama,” tutup Subur penuh harap.