Penulis : Zulkarnain
|
Editor : Nurfadillah

KABAENA, METROSULTRA.ID – Kabar gembira datang dari Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana. PT Rohul Energi Indonesia (REI) resmi menggulirkan dua program unggulan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) 2025 yang langsung menyentuh kebutuhan warga: Beasiswa Insan Muda Kabaena (BIMKA) dan Kabaena Sehat Bersama Posyandu.

Langkah PT REI ini lahir dari hasil pemetaan sosial awal tahun 2025 tercatat sekitar 43 persen keluarga di desa lingkar tambang—Lengora, Lengora Selatan, Lengora Pantai, dan Larolanu tergolong berpenghasilan rendah, dengan kesulitan membiayai pendidikan anak hingga jenjang SMA. Lebih dari 60 persen siswa SD dan SMP di wilayah ini tidak memiliki fasilitas belajar memadai di rumah.

Data BPS Provinsi Sulawesi Tenggara juga mencatat angka partisipasi murni (APM) untuk jenjang SMP hanya 77,12 persen, sementara SMA/SMK bahkan lebih rendah, di angka 66,66 persen. Gambaran ini menjadi pemicu REI untuk bertindak cepat, menyusun program yang mampu menjawab tantangan pendidikan sekaligus kesehatan di pulau penghasil nikel ini.

Program BIMKA berhasil menjangkau 140 siswa dari empat desa sasaran. Mereka terdiri dari 81 siswa SD, 37 siswa SMP, dan 22 siswa SMA. Seluruh penerima manfaat telah diverifikasi berasal dari keluarga kurang mampu atau memiliki prestasi akademik. Bantuan yang diberikan berupa perlengkapan belajar.

Hingga kini, lebih dari 95 persen penerima beasiswa tercatat masih aktif bersekolah. Tak hanya itu, program ini memantik semangat belajar dan meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan akademik. Dengan dukungan berkelanjutan, BIMKA diharapkan mampu memutus rantai kemiskinan melalui akses pendidikan yang lebih layak.

Junior PPM Superintendent PT Rohul Energi Indonesia, Ahmad Yani Mengatakan, program Beasiswa Insan Muda Kabaena (BIMKA) dan Kabaena Sehat Bersama Posyandu dirancang untuk memperkuat layanan pendidikan dan kesehatan khususnya di wilayah lingkar tambang. Dukungan berupa peralatan posyandu menjadi bagian dari strategi membangun generasi Kabaena yang sehat dan kuat.

Namun, di balik penyaluran bantuan ini, tersimpan kisah perjalanan yang tak kalah dramatis. Dari dermaga kecil di tepi Kabaena, perahu kayu bermuatan harapan berlayar menantang ombak, mengarungi laut biru yang kadang tenang kadang mengguncang. Di seberang, muatan bantuan dipindahkan ke bak mobil terbuka, melaju perlahan di jalan tanah berbatu, berkelok dan menanjak menuju desa-desa terpencil yang jauh dari pusat kecamatan.

Jarak yang begitu jauh dan medan yang sulit tak menyurutkan langkah tim PT REI. “Kami ingin memastikan bantuan ini benar-benar sampai langsung ke tangan yang berhak, tidak hanya lewat laporan di atas kertas,” ujar perwakilan manajemen di sela-sela penyaluran bantuan.

Perjalanan ini menjadi simbol dedikasi. Di tengah ombak yang bergulung dan teriknya matahari, senyum anak-anak penerima BIMKA menjadi pelepas lelah. Paket perlengkapan belajar mereka peluk erat, seolah tak ingin dilepaskan, pertanda bahwa asa baru telah lahir di tengah keterbatasan.

Pemerintah kecamatan, pemerintah desa, hingga tokoh masyarakat memberikan apresiasi tinggi. “Ini program yang tepat sasaran. Kami harap bisa berlanjut setiap tahun,” ungkap salah satu kepala desa penerima manfaat.

Proses evaluasi dan monitoring akan dilakukan minimal sekali setiap semester. Bagi PT REI, ini adalah komitmen untuk menjaga mutu program dan memastikan dampaknya nyata, bukan sekadar seremonial.

Dengan dua program unggulan ini, REI tak hanya memberikan bantuan, tapi juga membangun harapan. Pendidikan dan kesehatan dijadikan pilar utama, karena keduanya adalah fondasi masa depan masyarakat Kabaena.(Adv)