Penulis : Zulkarnain
|
Editor : Nurfadillah

Metrosultra.id, Rumbia – Masyarakat Kabupaten Bombana dikejutkan oleh hilangnya nama Sekretaris Daerah (Sekda) Bombana, Man Arfa, dari daftar calon Penjabat (Pj) Bupati Bombana. Padahal, sebelumnya DPRD Bombana telah mengusulkan.

Namun, secara mengejutkan, DPRD kembali berubah pikiran dengan cara menghapus nama Man Arfa dari rekomendasi tersebut. Langkah ini memunculkan berbagai spekulasi tentang manuver politik yang diduga terjadi di balik perubahan tersebut.

Surat ralat sebelumnya, yang bersifat rahasia, mengklaim bahwa usulan awal (14/10/2024) menghapus nama Abdul Rahman, Kepala DP3A Bombana sebagai calon Pj Bupati dengan dalih tidak melibatkan pimpinan fraksi-fraksi DPRD, dan memilih merekomendasikan Man Arfa dan Edy Suharmanto.

Namun, tanpa penjelasan jelas, dukungan tersebut kembali berubah, dimana DPRD mengajukan rekomendasi baru yang bakal ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri, dengan mencantumkan Edy Suharmanto, Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran di Kemendagri, sebagai calon tunggal Pj Bupati Bombana, tanpa adanya nama Sekda Man Arfa lagi.

Menariknya, surat ralat tersebut diketahui diduga tidak ditandatangani oleh Ketua Sementara DPRD, Iskandar, melainkan oleh Wakil Ketua Sementara, Johan Salim. Hilangnya nama Man Arfa dari rekomendasi memicu tanda tanya dan spekulasi publik serta memicu dinamika internal di DPRD.

Nasruddin, perwakilan Fraksi PKB DPRD Bombana, menyampaikan keterkejutannya. Ia mengungkapkan bahwa nama Man Arfa sempat menguat dan berada di urutan pertama dalam konsep usulan kedua yang dibahas secara internal DPRD.

Nasruddin, S.H., M.H., Anggota DPRD Kabupaten Bombana periode 2024-2029. Foto: Metro Sultra

“Terakhir, tadi malam, Pak Sekda berada di posisi pertama dalam konsep usulan kedua. Beberapa fraksi kuat mendukung beliau, sementara Pak Edy berada di urutan kedua. Tapi perubahan ini hanya bertahan beberapa hari,” jelas Nasruddin, kepada media ini. Senin 28 Oktober 2024.

Ia mengaku terkejut dengan perubahan mendadak arah dukungan tanpa alasan yang jelas. “Kami kaget, mengapa nama Pak Sekda tiba-tiba dihapus, padahal banyak fraksi mendukungnya, tetapi pendukung itu seakan berubah begitu saja,” tambahnya.

Dinamika cepat ini memunculkan dugaan adanya kepentingan tertentu di balik keputusan tersebut. Nasaruddin memperingatkan bahwa perubahan seperti ini dapat mengurangi kepercayaan publik terhadap DPRD.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari DPRD Bombana mengenai alasan penghapusan nama Man Arfa dari rekomendasi tersebut. Publik pun menunggu kejelasan terkait manuver politik yang diduga terjadi dalam proses ini.