Penulis : Zulkarnain
|
Editor : Irwan

BOMBANA – Selasa (14/10/2025), Bupati Bombana, Ir. Burhanuddin, M.Si, didampingi Ketua Dekranasda Kabupaten Bombana, Hj. Fatmawati Kasim Merewa, S.Sos, melakukan kunjungan kerja ke Kampung Adat Hukaea Laea, Desa Watu-Watu, Kecamatan Lantari Jaya. Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam mendorong pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui kerajinan tradisional.

Kunjungan diawali dengan prosesi adat Moronene berupa tarian Momani dan ritual “Mempinda Hai Sincu”, yang menjadi simbol penghormatan terhadap leluhur dan tradisi setempat. Prosesi ini sekaligus menegaskan identitas budaya Hukaea Laea yang kaya akan nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal.

Setelah prosesi adat, Bupati Burhanuddin dan Ketua Dekranasda meninjau aktivitas pengrajin lokal yang memproduksi berbagai kerajinan tradisional khas masyarakat adat Hukaea Laea. Produk yang ditampilkan antara lain kompe (keranjang anyaman), bakul, tikar, dan kosiu. Kegiatan ini menjadi perhatian khusus Bupati karena tidak hanya bernilai fungsi, tetapi juga mengandung nilai budaya dan estetika tinggi.

“Saya sangat bangga melihat semangat dan keterampilan masyarakat di kampung adat ini. Karya-karya seperti kompe dan tikar bukan hanya benda pakai, tetapi juga cerminan kearifan dan budaya kita. Kerajinan ini harus terus dilestarikan dan ditingkatkan kualitasnya agar dapat menjadi produk unggulan khas Bombana,” ujar Bupati Burhanuddin kepada awak media.

Ketua Dekranasda Bombana, Hj. Fatmawati Kasim Merewa, menambahkan bahwa pihaknya akan memberikan pendampingan menyeluruh bagi para pengrajin. Pendampingan mencakup peningkatan keterampilan, desain kreatif, hingga strategi pemasaran agar produk lokal dapat bernilai jual tinggi dan menembus pasar yang lebih luas. “Kami ingin hasil tangan ibu-ibu di Kampung Adat Hukaea Laea ini menjadi kebanggaan daerah, sekaligus memberikan kontribusi nyata pada ekonomi lokal,” katanya.

Selain meninjau kerajinan, rombongan Bupati juga berdialog dengan tokoh adat dan masyarakat untuk mendengar aspirasi langsung mengenai kondisi sosial ekonomi desa. Ketua Adat Moronene, Mokole Mansyur Lababa, menyampaikan beberapa kendala yang masih dihadapi masyarakat, terutama terkait akses jalan dan transportasi hasil bumi, serta kondisi guru yang harus menempuh perjalanan jauh melewati jalan rusak untuk mengajar di sekolah.

Mendengar hal tersebut, Bupati Burhanuddin menegaskan akan menindaklanjuti persoalan ini melalui koordinasi dengan perangkat daerah dan instansi terkait. “Kondisi infrastruktur di wilayah ini perlu perhatian serius. Dinas Pekerjaan Umum diminta segera melengkapi dokumen dan berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan untuk mengurus izin pembangunan jalan di kawasan area lindung,” jelasnya.

Tak hanya itu, kegiatan kunjungan kerja juga diwarnai penyerahan bantuan simbolis dari Dinas Pertanian dan Dinas Perhubungan Kabupaten Bombana, berupa bibit cabai merah, terung ungu, jagung manis putih, pupuk organik, racun tikus, dan hand sprayer. Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat adat Hukaea Laea.

Kunjungan Bupati dan Ketua Dekranasda ini sekaligus menjadi bukti nyata perhatian pemerintah daerah terhadap pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat. Kerajinan tradisional seperti kompe dan tikar tidak hanya dipandang sebagai produk ekonomi, tetapi juga sebagai warisan budaya yang harus dijaga.

Dengan adanya pendampingan, pelatihan, dan dukungan pemerintah, diharapkan para pengrajin lokal dapat meningkatkan kualitas produk, membuka peluang pasar lebih luas, dan ikut serta memperkuat identitas budaya Bombana di tingkat regional maupun nasional. Bupati Burhanuddin menegaskan bahwa setiap langkah untuk mendukung kerajinan lokal adalah bagian dari komitmen pemerintah dalam membangun masyarakat yang kreatif, mandiri, dan tetap mencintai budayanya.